Minyak Ikan Dan Omega 3

Ikan termasuk sumber makanan yang mudah diolah dan mempunyai kandungan gizi yang baik untuk pertumbuhan tubuh dan otak. Ikan laut memiliki kandungan Omega 3 yang lebih baik daripada ikan air tawar. Hal ini disebabkan karena ikan laut memiliki kemampuan yang lebih baik untuk menjaga atau mempertahankan suhu tubuhnya agar lemak didalam tubuhnya tetap dalam keadaan cair pada suhu air laut. Berikut akan dipaparkan mengenai hubungan antara minyak ikan yang merupakan salah satu produk olahan ikan, dan Omega 3 yang memiliki banyak manfaat.

Pengertian Omega 3

Omega 3 merupakan asam lemak yang didalamnya terkandung dua atau lebih ikatan rangkap dimana letak atau posisi ikatan rangkap berada pada atom karbon ketiga dihitung dari gugus metil. Kata "Omega " berasal dari bahasa Latin yang mempunyai arti "ujung netral" atau "terakhir". Omega 3 adalah asam lemak tidak jenuh ganda (Polyunsaturated fatty acid).

Omega 3 merupakan asam lemak essensial yang tidak bisa dihasilkan didalam tubuh kita tapi sangat dibutuhkan oleh tubuh. Sehingga untuk memenuhi kebutuhannya lemak jenis ini harus didapatkan melalui asupan makanan.
 
Omega 3 selain baik untuk kecerdasan otak dan mencegah kolestrol, mempunyai manfaat antara lain:
  • Meningkatkan kesehatan arteri dengan mengurangi plak dan pembekuan darah di arteri ke otak
  • Mengurangi nyeri sendi dan kekakuan oleh arthritis dan osteoarthritis.
  • Menjaga kesehatan tulang dan mengurangi pengeroposan.
  • Mencegah dan mengurangi peradangan kulit.
  • Mengurangi rasa kram perut pada saat PMS. 
  • Membantu mencegah kanker usus besar, payudara dan prostat.
Para ahli gizi menyatakan bahwa tubuh membutuhkan sekitar 300 mg Omega 3 per harinya. Omega 3 sebagian besar dapat ditemukan pada ikan-ikanan seperti ikan Salmon, ikan Tuna, ikan air tawar, Makerel, Hering, ikan Tenggiri, dan ikan sarden (ikan Lemuru).

Pengertian Minyak Ikan

Minyak ikan, ditemukan dalam ikan yang mengandung lemak atau pun suplemen. Lemak pada ikan berbentuk cair, karenanya disebut dengan minyak ikan.

Penelitian menunjukkan banyak manfaat minyak ikan bagi kesehatan, tetapi bukti ilmiah menunjukkan minyak ikan bermanfaat paling besar bagi kesehatan jantung.

Penelitian juga menyebutkan minyak ikan bermanfaat menurunkan kadar lemak darah trigliserida, memperlambat pembentukan plak pengerasan pembuluh darah, menurunkan tekanan darah, serta mencegah stroke pada penderita penyakit jantung.

Karena manfaat terbesar minyak ikan berasal dari kandungan antiinflamasi, omega-3, para ahli percaya minyak ikan juga efektif mencegah penyakit akibat inflamasi seperti artritis rematoid, osteoporosis, dan sebagainya.

Manfaat lain minyak ikan yang sudah diketahui adalah menjaga kesehatan mata, menurunkan risiko penolakan setelah pencangkokan jantung dan ginjal, mengurangi gejala depresi, gangguan konsentrasi, penyakit jiwa berat Schizophrenia, atau gangguan bipolar.

Cara Pembuatan Minyak Ikan

Sumber minyak ikan didapat dari:
  1. Ekstraksi ikan yang khusus diambil minyaknya
  2. Ekstraksi dari pengolahan tepung ikan
  3. Hasil samping dari pengolahan ikan kaleng
Cara pembutannya adalah:
  • Pemurnian
Tahapan-tahapan pemurnian minyak ikan, yaitu penyaringan, degumming, nertlasisasi, pemisahan sabun, pemucatan dan deodorisasi (Irianto, 2002). Tujuan dari pemurnian minyak ikan adalah untuk menghilangkan rasa dan bau yang tidak enak, warna yang tidak menarik, dan memperpanjang masa simpan minyak sebelum dikonsumsi dan digunakansebagi bahan mentah dalam industry (Ketaren, 1986 dalam Purbosari, 1999). Kualitas minyak ikan yang dihasilkan pada proses pemurnia tergantung pada cara penyimpanan dan penanganan ikan sebelum dimurnikan (yaung, 1982 dalam Purbosari, 1999).
Pada tahap penyaringan, minyak ikan yang diperoleh sebagai hasil damping pengolahan tepung ikan atau ikan kaleng disaring terlebih dahulu dengan penyaring kawat untuk memisahkan kotoran-kotoran visual seperti sisa daging dan gumpalan protein. Minyak yang telah bebas dari kotoran visual ditentukan kandunga asam lemak bebasnya (free fatty acid/FFA) (Irianto, 2002).
  • Degumming
Deguming merupakan proses pemisahan getah dan lender yang terdiri Dri fosfatida, protein, residu karbohidrat, air, dan resin tanpa mengurangi jumlah asam lemak bebas dalam minyak (Ketaren, 1986 dalam Purbosari, 1999). Degumming dilakukan dengan penambahan NaCl 8% kedalam minyak ikan pada suhu 60oC selama 15 menit. Larutan NaCl yang ditambahkan sebanyak 40% dari volume minyak yang dimurnikan dan selama degumming dilakukan pengadukan (Irianto, 2002). Sedangkan menurut Devine dan Williams (1961) dalam Purbosari, (1999), proeses degumming dilakukan dengan menambahkan NaOH 2-3% air atau larutan NaCl, atau menambahkan larutan firofosfatida pada minyak, kemudian disentrifugas pada suhu 30-50oC. Getah fosfatida akan terpidahkan pada sentrifuse sebanyak 3,5% dari minyak asal.
  • Netralisasi
Netralisasi adalah suatu prosesuntuk memisahkan asam lemak bebas dari mynak atau lemak dengan cara mereaksikan asam lemak bebas dengan basa atau pereaksi lainnya sehingga membentuk sabun (soap stoc) (Ketaren, 1986 dalam Purbosari, 1999). Menurut Irianto (2002), netralisasi dilakukan dengan menambahkan larutan NaOH 1N ke dalam minyak yang sudah mengalami proses degumming. LArutan NaOH 1N ditambahkan dalam minyak ikan pada suhu 60oC selama 15 menit. Jumlah NaOH yang ditambahkan ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
%NaOH = %FFA x 0,142
Sedangkan menurut Windsor dan Barlow (1981) dalam Purbosari (1999), proses netralisasi dilakukan dengan menambahkan larutan alkali atau pereaksi lainnya untuk membebaskan asm lemak bebas dengan mempentuksabun dan membantuk mengkoagulasikan bahan-bahan yang tidak diiingainkan. Penambahan larutan alkali ke dalam minyak mentah akan menyebabkan reaksi kimia maupun fisik (Stansbay, 1990 dalam Purbosari, 1999), yaitu
a) Alkali akan bereaksi denag asam lemak bebas dan membantu sabun.
b) Gum menyerap air dan menggumpal melaliu reksi hidrasi.
c) Bahan-bahan warna terdegradasi, terserap oleh gum atau larutan oleh alkali.
d) Bahan-bahan yang tidak terlatur yang terdapat dalam minyak akan menggumpal.
Faktor –faktor yang mempengaruhi proses netralisasi adalah konsentrasi alkali, suhu, pengadukan dan pencucian (Mahatta, 1977 dalam Purbosari, 1999).
  • Pemisahan sabun
Minyak yang telah dinetralkan dibiarkan beberapa saat supaya terjadi pemisahan sabun yang terbentuk. Lapisan sabun berada pada lapisan bawah dan lapisan minyak pada bagian bawah. Kemudian sabun tersebut diambil. Untuk menghilangkan sabun-sabun yang masih tersisa, pada minyak ikan ditambahkan air panas sambil diaduk dan kemudian dibiarkan supaya terjadi pemisahan minyak dan air. Setelah itu air yang terpisah dibuang (Irianto, 2002). Reaksi penyabunan mono dan digliserida dapat dilihat pada Gambar 2.
Pemucatan ialah suatu proses pemurnian minyak yang bertujuan untuk menghilangkan atau memucatkan warna yang tidak disukai dan menghilangkan getah (gum) yang ada dalam minyak (Windsor dan Barlow, 1981 dalam Charita, 1995). Pemucatan dilakukan dengan penambahan adsorben, umumnya dilakukan dalam ketele yang dilengkapi dengan pipa uap dan alat penghampa udara. Minyak dipanaskan pada suhu 105oC selam 1 jam. Adsorban ditambahkan saat minyak mencapai suhu 70-80 oC sebanyak 1-1,5% dari berat minyak. Selain warna, diserap pula suspensi koloid dan hasil degradasi minyak seperti peroksida (Irianto, 2002). Faktor yang mempengaruhi pemucatan adalah suhu, waktu, tekanan (Mahatta, 1977 dalam Chairita, 1995).
  • Pemucatan dan Deodorisasi
Deodorasai adalah suatu tahap proses pemurnian minyakyang bertujuan untuk menghilankan bau dan rasa yang tidak enak dalam minyak. Prinsip proses deodorasi, yaitu penyulinagan minyak dengan uap panas pada tekana atamosfer atau keadaan hampa (Ketaren, 1986 dalam Hakim, 1995).
Proses deodorasi dilakukan dengan cara memompa minyak ke dalam ketelen deodorasi. Kemudian minyak tersebut dipanaskan pada suhu 200-250 oC pada tekanan 1 atmosfer dan selanjutnya pada tekanan rendah (kursng lebih 10 mmHg), sambil dialiri uap panas selama 4-6 jam untuk mengankut senyawa yang dapat menguap (Ketaren, 1986 dalam Hakim, 1995). Setelah proses deodorisasi selesai, minyak ikan kemudian didinginkan sehingga suhu menjadi kurang lebih 84 oC dan selanjutnya minyak ikan dikeluarkan (Irianto, 2002).



Sumber proses pembuatan minyak ikan:
http://ozenjoy.blogspot.com/2008/06/proses-pembuatan-minyak-ikan_28.html
Category: 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar